Input Signal Control unit Mesin Diesel Common rail

0 Comments

Input Signal Control unit Mesin Diesel – Halo sobat otomesin.com, apakah sedang butuh referensi tentang Input Signal Control unit Diesel Common rail? 


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasa Input Signal Control unit pada sistem Common Rail diesel adalah sebuah sistem yang bertugas untuk menerima sinyal masukan dari berbagai sensor yang terpasang pada mesin diesel tersebut.


yups artikel ini akan mengulas tentang Input Signal Control Unit pada Mesin mulai dari pengertian, prinsip kerja, cara kerja dan Sinyal keluaran atau Input signal pada mesin diesel.

Apa itu  Input Signal Control unit Diesel?

Input Signal Control unit Mesin Diesel Common rail

Control unit membutuhkan masukan data dari berbagai sensor untuk menghitung kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin sesuai dengan kondisi dan pembebanan mesin saat ini. Masukan data tersebut disebut sebagai input signal.


Sinyal masukan tersebut kemudian diolah oleh Input Signal Control unit untuk menentukan kondisi mesin saat ini dan mengeluarkan sinyal keluaran yang tepat untuk mengendalikan actuator atau peralatan lain yang terkait dengan sistem Common Rail diesel tersebut. 
Input Signal Control unit pada sistem Common Rail diesel sering digunakan untuk mengontrol proses pengapian, penginjeksian bahan bakar, dan kontrol emisi gas buang pada mesin diesel.

Bagaimana Skema cara kerja Input Signal Control Unit Diesel?

Input Signal Control unit Mesin Diesel Common rail

Beberapa masukan yang diterima oleh sistem pengendalian mesin berasal dari sensor-sensor yang terpasang pada mesin dan bertugas untuk mengukur kondisi mesin saat ini. Sensor-sensor tersebut diantaranya adalah:

1. Air flow sensor (B2/5), 

Air flow sensor bertugas mengirimkan sinyal output kepada Electronic Control Unit (ECU). ECU kemudian akan membaca dan menerima sinyal yang dikirimkan oleh sensor tersebut, yang berisi informasi tentang jumlah udara yang akan masuk ke dalam mesin. 
Dengan demikian, ECU dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengendalikan proses penginjeksian bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

2. Tekanan rail (B4/6)

Tekanan rail mesin diesel adalah tekanan yang diberikan pada sistem bahan bakar mesin diesel untuk menjamin bahwa bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup di injector untuk dioksidasi dan dibakar dalam silinder. 
Tekanan rail mesin diesel biasanya dikontrol oleh sistem kelistrikan kendaraan, yang menggunakan sensor tekanan untuk mengukur tekanan bahan bakar dalam sistem dan menyesuaikan keluaran dari pompa bahan bakar sesuai dengan kebutuhan.

3. Temperatur air pendingin (B11/4)

Temperatur air pendingin mesin diesel harus dijaga pada tingkat yang tepat agar mesin dapat bekerja dengan efisien dan tidak terlalu panas. 
Temperatur air pendingin yang ideal biasanya berkisar antara 90-105 derajat Fahrenheit (32-40 derajat Celsius). 
Namun, temperatur ini bisa sedikit berbeda tergantung pada jenis mesin dan kondisi operasi yang ada. 

4. Temperatur udara masuk (B17)

Temperatur udara masuk mesin diesel adalah temperatur udara yang masuk ke dalam sistem pembakaran mesin diesel sebelum diubah menjadi gas panas melalui proses pembakaran. 
Temperatur ini sangat penting karena mempengaruhi efisiensi pembakaran dan kinerja mesin secara keseluruhan.
Temperatur udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya pembakaran tidak sempurna, yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan emisi gas buang yang tidak efisien.

5. Tekanan udara intake manifold (B28)

Tekanan udara intake manifold pada mesin diesel adalah tekanan udara yang terdapat di dalam intake manifold atau pipa masuk pada mesin diesel. 
Intake manifold adalah bagian mesin yang terletak di atas silinder-silinder mesin dan berfungsi sebagai jalur masuknya udara ke dalam mesin. 
Pada mesin diesel, tekanan udara intake manifold biasanya lebih tinggi dibandingkan pada mesin bensin karena mesin diesel memerlukan lebih banyak udara untuk pembakaran bahan bakar. 

6. Pedal gas (B37)

Pedal gas mesin diesel adalah sebuah komponen yang terdapat pada sebuah kendaraan yang menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaganya. 
Fungsi pedal gas mesin diesel adalah untuk mengontrol kecepatan kendaraan dengan cara mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke mesin. 
Ketika pedal gas ditekan, maka akan mengaktifkan sistem injeksi bahan bakar yang akan menyuntikkan bahan bakar ke dalam mesin sehingga mesin akan bekerja lebih keras dan kendaraan akan bergerak lebih cepat. 

7. Minyak pelumas (B40)

Minyak pelumas mesin diesel adalah minyak yang digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin diesel. 
Minyak pelumas mesin diesel harus memenuhi standar tertentu yang ditetapkan oleh produsen mesin dan harus sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh produsen minyak pelumas. 
Minyak pelumas mesin diesel harus memiliki sifat-sifat tertentu, seperti viskositas yang tepat, tingkat kekerasan yang tepat, dan kemampuan untuk melindungi bagian-bagian mesin dari korosi dan kerusakan.

8. Poros Engkol (L5) 

Poros engkol merupakan poros utama yang menjadi pusat dari seluruh gerakan piston kendaraan. 
Secara umum, poros engkol dibuat dari bahan baku besi murni atau cor untuk memaksimal kinerja penampungan momen inersia dari pergerakan pistonnya.
Selain sensor-sensor yang telah disebutkan di atas, ada juga beberapa kontrol unit lain yang berperan dalam mengontrol proses pengoperasian mesin. Beberapa contoh kontrol unit tersebut adalah:
  • Busi pijar (N14/2)
  • Transmisi otomatis (N15/3)
  • Tempmatic AC (N19/1)
  • Automatic AC (N22)
  • ASR/SPS (N47-1)
  • ABS (N47-7)
  • DAS (N54-1)
  • EIS (N73)
  • Switch pedal kopling (S40/3)

Kesimpulan

Nah itu dia sobat otomesin.com tentang Input Signal Control unit Diesel Common rail. Semoga artikel bisa bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *